KPM MULTI DISIPLIN 13 KELOLA LIMBAH TAHU MENJADI PUPUK ORGANIK CAIR UNTUK KELOMPOK TANI DESA PLOSO, WONOGIRI

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) IAIN Ponorogo mengadakan KPM (Kuliah Pengabdian Masyarakat pada setiap tahunnya untuk mahasiswa semester 7. KPM di IAIN Ponorogo sendiri terbagi menjadi beberapa macam diantaranya KPM Multi Disiplin, KPM Mono Disiplin, KPM Tematik Inisiatif Mandiri Terprogam, KPM Responsif Terprogram, KPM Kolaboratif Moderasi Beragama, KPM Kolaborasi Nusantara dan International Community Service Program (KPM Internasional). Dari semua jenis KPM memiliki gambaran umum, syarat ketentuan dan pelaporan yang berbeda.

Dengan adanya KPM Multi Displin dimana pesertanya tidak hanya berasal dari satu jurusan saja, melainkan berkolaborasi dari berbagai jurusan yang ada di IAIN Ponorogo. Hal tersebut tidak membuat KPM Multi Disiplin memiliki sedikit peminat, memiliki banyak peminat dari mahasiswa, mengapa hal tersebut bisa terjadi? Hal tersebut terjadi karena KPM Multi Disiplin yang mudah dilakukan dengan berbasis pada kebutuhan utama masyarakat saat itu berdasarkan hasil identifikasi kebutuhan dan potensi yang telah dilakukan. Dimana Program Kerja utama KPM Multi Disiplin disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat saat itu dan tidak mengharuskan sesuai dengan bidang atau program studi tertentu.

Seperti halnya KPM Multi Disiplin kelompok 13 yang bertepat di Desa Ploso Kecamatan Purwantoro Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah dalam bidang perekonomian adalah produksi tahu. UMKM industri tahu merupakan salah satu industri pangan dengan bahan dasar kedelai yang menghasilkan sumber protein yang sangat digemari oleh masyarakat Indonesia. Dalam proses produksi tahu, pengolahan dari kedelai tidak hanya menghasilkan tahu sebagai produk jadi tetapi juga menghasilkan limbah cair maupun padat. Limbah padat yang dihasilkan berupa ampas tahu yang dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak. Sedangkan limbah cair berasal dari proses pencucian kedelai, perendaman, perebusan, penyaringan, pengepresan dan pencetakan tahu yang apabila tidak diolah dengan baik akan berpotensi menimbulkan pencemaran lingkungan. Limbah cair tahu ini mengandung senyawasenyawa organik seperti protein sebesar 40-60%, karbohidrat sebesar 25-50%, lemak sekitar 8-12% dan sisanya berupa kalsium, besi, fosfor, dan vitamin yang bisa didaur ulang atau diolah kembali menjadi pupuk organik yang berguna untuk menyuburkan tanaman.

Dengan hal tersebut, kelompok KPM 13  berinisiatif mengadakan seminar pelatihan untuk memanfaatkan limbah cair olahan tahu menjadi pupuk organik cair dengan cara fermentasi. Selain menjadi alternatif dalam penggunaan pupuk anorganik, pembuatan pupuk organik cair juga dapat mengurangi pencemaran lingkungan. Sebelum mengadakan seminar, KPM 13 melakukan survey ke tempat-tempat home industry tahu yang ada di Desa Ploso untuk mencari informasi lebih lanjut sebagai bahan pelatihan.

Kegiatan seminar pelatihan dilaksanakan pada hari Rabu 2 Agustus 2023 yang bertempat di balai Desa Ploso pada pukul 08.00-11.30 WIB. Sasaran atau peserta seminar pelatihan yaitu sebagian warga masyarakat Desa Ploso yang terdiri dari kelompok tani, para pengusaha tahu, kepala desa dan perangkat desa, ketua rt dan rw serta mahasiswa KPM kelompok 13 Ploso. Pemateri dalam seminar ini adalah Ibu Ulinnuha Nur Faizah, M.SC. dosen dari jurusan Ilmu Pengetahuan Alam. dan Ahmad Khoirul Muna sebagai moderator sekaligus sebagai pemandu acara dalam kegiatan seminar tersebut.

Materi yang disampaikan Ibu Ulinnuha Nur Faizah, M.SC. meliputi pengertian limbah, sifat limbah yang dihasilkan dari produksi tahu, solusi dalam mengolah limbah, pengaplikasian sampai manfaat kandungan yang ada pada limbah. Untuk tahap kedua, pemateri dan juga panitia mempraktikkan langsung bagaimana cara mengolah limbah cair tahu menjadi pupuk organik cair. Adapun bahan yang digunkanan yaitu Air kelapa, E 4, tetes tebu, ampas tahu. Dengan langkah-langkah dalam pembuatan pupuk organik cair sebagai berikut:

  1. Masukkan 5 liter limbah cair tahu kedalam jirigen
  2. Masukkan 2,5 liter air cucian beras kedalam jirigen
  3. Tambahkan 1,5 liter air kelapa
  4. Campurkan ½ liter air bersih, 50 ml Em4 dan 150 mulase lalu masukkan kedalam jirigen
  5. Aduk hingga rata kemudian tutup jirigen
  6. Jirigen jangan sampai penuh untuk memberikan ruang udara pada proses
  7. Tunggu selama 7-10 hari, setiap harinya di buka dan di aduk
  8. Pupuk siap digunakan

Pelatihan ditargetkan kepada kelompok tani dan para pelaku usaha tahu agar bisa mengelola limbah cair tahu menjadi pupuk organik yang bisa bermanfaat bagi lingkungan hidup. Dengan harapkan dapat memberikan manfaat kepada masyarakat berupa pengetahuan, keterampilan dan juga alternatif dalam membuat pupuk organik cair, bisa menghemat pengeluaran untuk pembelian pupuk anorganik dan juga mengurangi pencemaran lingkungan.

 

Penulis: Nafidhotur Rofingah

Author

About Me

Prodi Tadris Ilmu Pengetahuan Alam

Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Institut Agama Islam Negeri Ponorogo

Recent Posts

Our Videos